24 C
en
Prinsipalem
Buy template blogger

Mega Menu

  • Beranda
  • Analisis
  • Resensi dan Opini
  • Karya Sastra
  • Video
  • E-Book
Prinsipalem
Search
Home Film Opini Cara Cerdik Mempertahankan Nilai | Alur Film 3 Idiots
Film Opini

Cara Cerdik Mempertahankan Nilai | Alur Film 3 Idiots

prinsipalem
12 Mar, 2021 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

FOR VIDEO CLICK HERE


PROLOG

Berbicara tentang kehidupan mahasiswa memang tidak akan pernah ada habisnya, dari perjuangannya sebagai anak kos yang rela rindu jauh dari kampung halaman, sampai dengan perjuangannya menata serta mempersiapkan hidup di masa depan. Namun jika bicara dalam konteks perfilman ada satu film tentang mahasiswa yang nampaknya wajib masuk list tontonan di masa pandemi ini. Sebuah film bollywood keluaran tahun 2009, bercerita tentang tingkah polah 3 orang mahasiswa unik yang berusaha melawan kediktatoran sistem pendidikan.

INFORMASI SINGKAT FILM

Three Idiots adalah film keluaran tahun 2009 yang disutradari oleh Vidhu Vinod Chopra, dengan skrip garapan Rajkumar Hirani. Film 3 Idiots sendiri merupakan adaptasi dari novel India berjudul Five Point Someone atau dalam edisi Indonesia berjudul The Idiots yang ditulis oleh Chetan Bhagat, penulis novel berbahasa Inggris terlaris disepanjang sejarah India.

Diperankan oleh Aamir Khan sebagai Ranco, Madhavan sebagai Farhan, Sharman Josi sebagai Raju, Kareena Kapoor sebagai Pia, Boman Irani sebagai Viru, dan Omi Vaidya sebagai Chatur, mengajak kita untuk mengobok-obok seluk beluk kehidupan mahasiswa, problematikanya, serta cara bertahan agar bisa terus eksis dibelantika perkuliahan. 

PLOTING

Di awal film nampak Farhan, di dalam pesawat sedang mendapat panggilan telepon emergensi dari kawan lamanya. Cerdik, agar penerbangan di batalkan ia pun lalu pura-pura pingsan, dan langsung tancap gas di mobil jemputannya Mr. Delon. Ia pun lalu menjemput salah satu temannya, Raju, saking semangatnya Raju yang baru bangun bobo lupa pakai celana. Otewe ke mana mereka? Mereka otewe ke menara tempat dulu mereka sering menghabiskan waktu. Farhan dan Raju akhirnya bertemu dengan si penelepon Catur si Peredam.

Bertemu dengan kawan lamanya, Catur dengan bangga malah langsung pamer akan kesuksesannya, dan menagih janji mereka bertiga di tanggal 5 September 10 tahun yang lalu, bertiga? Ya ketiganya adalah Ranco, sobat Farhan dan Raju yang tidak diketahui rimbanya dimana. Berhubung Catur usut punya usut mengetahui tempat tinggal Ranco, jadi mereka akhirnya berangkat saat itu juga pergi menemui Ranco, yang katanya sudah jadi bos besar dan pemborong di kota Simla.

Kita pun akhirnya dibawa dalam kenangan masa lalunya Farhan.

Farhan, Raju, dan Ranco adalah trio wek-wek-nya India. Dipersatukan oleh kampus yang sama, ICE atau Imperial College of Engineeering yang dikisahkan sebagai Perguruan Tinggi Teknik no wahid se-India. Pertemuan perdana trio wek-wek ini terjadi saat malam peng-ospek-an. Karena terlambat, Ranco pun jadi bulan-bulanan para senior, dan puncaknya Ranco yang bingung karena baru datang dibasahi celananya oleh qaqa-qaqa dengan air mineral.

Karena ogah diospek Ranco pun lalu capcus langsung pergi masuk ke kamarnya. Ranco lalu diancam, jika tidak keluar, pintu kamarnya akan dikencingi selama 1 semester. Karena Ranco adalah orang dengan pola pikir yang tidak biasa, dimana selain paham teori ia pun ternyata pandai memeraktekannya. Karena terdesak, Ranco lalu mempraktekkan prinsip listrik yang mudah merambat di air garam kepada qaqa-qaqa seniornya, daaaan....

Awss ngilu...

Secene lalu berubah pada kenangan Farhan atas sang Rektor, sekaligus Dosen Favorit Viru Sahastra Bude. Viru dikenal sebagai orang yang paling kompetitip, paling teknis dan tidak pernah mau mengalah. Saking teknis dan tidak mau membuang waktu, dia sampai-sampai terbiasa menulis dengan dua tangan secara bersama-sama, dan tidak ingin disalip dalam hal apapun. Karena hidup baginya adalah balapan, life is race. Di sesi pidato perdananya, Viru menjelaskan bahwa mereka para maba adalah orang-orang yang telah berhasil memenangkan balapan, bisa masuk di Universitas terbaik di India.

Setelah menjelaskan tentang spesialnya pulpen yang ia punya. Viru pun mendapat pertanyaan dari Ranco “Kenapa, para astronot harus susah-susah memakai bolpoin yang luarbiasa mahalnya, padahal jika ingin menulis tinggal pakai pensil saja”

Mendapat pertanyaan tak terduga itu sang Viru malah salah tingkah, tak bisa berkata-kata. Jiaaah...

Ranco memang benar-benar tak seperti orang kebanyakan dia punya pola pikir unik, jenius, namun sederhana. Setelah berhasil (dalam tanda kutip) “meng-KO-kan” Rektor, ia saat di kelas juga menang dalam debat bersama dosen. Dimana ia diminta untuk menjelaskan definisi ‘mesin’, sebagaimana pepatah mengatakan ‘Orang yang cerdas dan tinggi ilmu adalah orang yang bicaranya mudah dipahami’ maka Ranco pun menjelaskannya definisi mesin dengan penjelasan yang sederhana.

Setelah mendengar uraian Ranco, ternyata eh ternyata sang Dosen tidak menyukainya, dan malah lebih suka dengan penjelasan yang enjelimet, penjelasan teks books hasil hafalan, yang dipaparkan oleh Chatur. Karena sempat terjadi perdebatan, Ranco akhirnya disetrap, disuruh keluar. Dan tak lupa saat Ranco akan keluar terdengarlah kata Idiot tiba-tiba terlontar dari mulut manis sang Dosen. Sontak Ranco tak terima dibilang Idiot, saat itu juga ia pun langsung memperlihatkan kebolehannya. Ranco menjelaskan sesuatu yang akan ia ambil di mejanya, dengan bahasa/penjelasan yang super duper enjelimet sesuai dengan kesukaan sang Dosen. Tapi eh si Dosen malah minta penjelasan yang sederhana, Lah, mahasiswa yang lain pun tertawa, dan sang Dosen pun tersipu malu. Wakwaw

Karena pola pikirnya itu terkadang Ranco pun suka tidak diikutsertakan dalam pembelajaran. Walau demikian bagianya tak ada istilah “tidak belajar” karena sebagaimana ucapan Ki Hadjar Dewantara bahwa semua orang adalah guru, semua tempat adalah sekolah, aseek. Selain Ranco ternyata ada satu orang lagi yang punya pola pikir persis seperti Ranco, bernama Joy Lobo.

Joy adalah anak desa yang ingin segera menyelesaikan studinya karena semua orang di desa menunggu-nunggu keberhasilannya, lebih lagi sang Ayah. Oleh karena itulah Joy sangat bersemangat menyelesaikan projek robot drone nya. Namun sayang sungguh sayang semangatnya itu harus sehancur-hancurnya, di hancurkan oleh Viru, setelah Viru menolak projek itu secara mentah-mentah, dan malah memberitahu Ayah Joy, bahwa anaknya itu tidak bisa lulus tepat waktu. Kacau ini Pak Viru

Jika kalian menyaksikan scene ini pasti akan sangat greget, pengen meluk Pak Viru dari arah belakang lalu men-smackdown-nya pake gerakan German Suplex.

Singkat cerita karena Joy patah hati. Joy pun galau, pupus sudah harapannya, dan karena imannya sedang lemah, Joy pun melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.

Jujur pas nonton bagian ini, ngilu pisan coy, sedih sambil ngebayangin dunia pendidikan secara real, yang memang dulu sempat ada image bahwa ‘gagal di dunia pendidikan itu, wah kacida goreng patutna pokokna, jadi momok, aib’. Tapi alhamdulilah sekarang mah sudah tidak demikian... Oke njutkan...

Karena tahu siapa yang paling bertanggung jawab atas tewasnya Joy, Ranco pun berbisik kepada Viru bahwa ini bukan bunuh diri tapi pembunuhan.... Duaar suara geledek menggelegar, Viru pun seketika merasa tertuduh .

Keesokannya harinya Ranco berkata kepada Pak Viru bahwa sistem pendidikan di sana sedang bermasalah. Mereka tidak benar-benar belajar soal mesin, tidak ada pembahasan ide baru, hanya soal nila-nilai, dan nilai, mereka hanya diajari bagaimana caranya mendapatkan seonggok nilai. Merasa digurui oleh mahasiswanya sendiri, Viru pin tersinggung, ia akhirnya menyuruh Ranco untuk menunjukkan bagaimana caranya mengajar dengan baik dan benar. Setelah membuang waktu 30 detik untuk mencari 2 kosa kata yang tak lazim, Ranco pun menjelaskan bahwa di ICE setiap harinya para mahasiswa hanya mendapat tekanan “Ini Universitas, bukan panci presto” ujar Ranco.

Ranco lalu mengeluarkan kartu as-nya, karena Pak Viru tidak bisa menjawab pertanyaannya itu maka Rancu pun berkata tidak akan pernah melepaskan tangan muridnya yang lemah. Seisi kelas pun akhirnya bertepuk tangan dan tertawa tebahak-bahak. Mulai dari sinilah Viru harus selalu minum obat penenang, dan mulai dari sini pula lah eksistensi ke-2 orang teman Ranco, Farhan dan Raju yang telah menjadi inspirasi Ranco atas 2 kosa kata aneh tadi terancam.

Dan dari scene ini juga kita belajar bahwa kita jangan sekali-kali memancing masalah jika kita tidak punya kartu AS, kita jangan sekali-kali bermain api jika tidak ingin ketahuan, weeek, soalnya jika Ranco tidak punya kalimat pamungkas seperti itu, pasti kena rumbling dia juga sama Pak Viru.

Njut... Setelah kejadian itu, Farhan dan Raju pun di panggil oleh kedua orang tuanya untuk diberikan semangat dan beberapa kata-kata yang sulit dilupakan. Dikisahkan keluarga Farhan dan Raju ini adalah keluarga dengan status ekonomi menengah kebawah, berbeda dengan Ranco yang katanya anak bos besar di salah satu kota di India.

Karena tidak mau larut dari masalah duniawi trio wek-wek ini akhirnya mencari hiburan dengan menyusup masuk di acara pernikahan orang lain demi sesuap nasi, Namun ternyata eh ternyata acara pernikahan mereka susupi adalah acara pernikahan anak dari Pak Viru Sahastra Bude, dosen Favorit mereka.

Dari beragam macam peristiwa ajaib itu Raju yang pada dasarnya selalu khawatir akan nilainya yang anjlok memutuskan untuk pindah haluan, berhenti berkawan dengan Ranco, dan pindah ke sisi sang Peredam Catur Ramlingam. Catur sendiri dikenal sebagai salah satu orang tercerdas di kampus ICE, namun sayang dia itu orangnya agak licik, dia percaya bahwa dengan mempertahankan nilainya agar tetap baik itu bisa melalui 2 cara, pertama dengan terus meningkatkan nilainya, atau kedua dengan menurunkan nilai orang lain. Misal mengacaukan konsentrasi orang lain dengan menyebar majalah xnxx di malam ujian, dsb.

Dan pada suatu waktu, ia pun akhirnya menerima balasannya, teks pidato Catur untuk hari guru diubah, dan terbukti Catur yang hanya hafal cangkeum, yang sama sekali tak paham makna yang terkandung dalam teks berbahasa Hindi Murni itupun hanya menyampaikan apa yang ia baca. Intinya dalam pidatonya itu disebutkan bahwa Viru adalah orang yang c-a ca, bu-ul bul, ca-bul. Dari kejadian inilah Catur dan ke-3 orang idiot ini pun bertaruh, bahwa 10 tahun lagi di tempat yang sama mereka akan membuktikan siapa yang akan benar-benar menggapai kesuksesan.

Beberapa hari kemudian Ranco bertemu dengan anak Pak Viru, yang bernama Pia

Ranco yang tak terima dimarahi pun lalu menasehatinya bahwa ia harus meninggalkan Suhas, tunangannya. Karena Suhas itu tidak sungguh-sungguh mencintainya, Suhas hanya memikirkan keuntungan-keuntungan yang bisa ia capai jika menikahi Pia.

Ehm... Ini sebenarnya cara-cara cantik para lelaki menghadapi peyempuan yang sudah bersuami, wadididaw...

Njut... Karena mendapat panggilan darurat dari keluarga Raju, Ranco akhirnya meminta Pia untuk ikut memeriksa keadaan Ayahnya Raju, karena kebetulan Pia ini adalah mahasiswi kedokteran. Karena kondisi Ayah Raju sudah siaga merah, dengan terpaksa Ranco pun membawanya ke RS dengan menggunakan Skuter matik.

Walau sempat marah, Raju pun akhirnya mengerti dan meminta maaf serta berterima kasih kepada temannya itu.

Menyaksikan ke-uwu-an trio wek-wek ini, mulai tumbuhlah benih-benih cincai di hati Pia “memang cara tadi itu sangat ampuh menggaet peyempuan yang sudah bersuami, njaay”

Njut... keesokan harinya Farhan, Raju, dan Ranco terlambat masuk kuliah, padahal sedang ada ujian. Dengan santai, karena lembar ujiannya tidak diterima, Ranco lalu mengajukan pertanyaan unik kepada si pengawas, perhatikan bagian ini

Dari scene ini kita sebagai siswa/mahasiswa yang sering terlambat mendapatkan pembelajaran yang sangat-sangat berharga, Saaat...

Jelang pengumuman nilai, semua orang khawatir, namun tidak dengan Ranco. Dan saat pengumuman tiba Farhan dan Raju ternyata mendapatkan nilai terendah, Catur kedua dan yang pertama adalah Ranco. Mustahal... namun ya namana oge pelem bisa-bisa wae... Tapi tahan dulu ada rahasia dibalik rahasia kenapa Ranco itu bisa secerdas itu, nanti diakhir film terjelaskan.

Scene lalu kembali ke masa sekarang dimana Farhan, Raju, dan Catur telah sampai di kota Simla dimana Ranco dikabarkan tinggal. Di bagian ini Catur yang sudah jadi bos sedikit pamer menyinggung bahwa ia akan segera melakukan deal-deal-an projek besar bersama bosnya bos besar, bos dari segala bos yang bernama Fushuk Wangru, orang yang sangat penting di dunia sih katanya. Untuk orang ini kita bahas belakangan. Dan sayang sungguh sayang saat berhasil menemui Rancondas samaldas cancad ternyata dia bukan orang yang mereka kenal. Sungguh misteri... setelah didesak dan ada aksi kejar-kejaran akhirnya si Ranco KW ini pun menjelaskan rahasia yang sebenarnya.

Bahwa sebenarnya Ranco yang mereka kenal itu aslinya bernama Cotte, pembantu di rumah tersebut, sedangkan nama Rancondas adalah nama asli dirinya. Cotte diperintahkan oleh si mpunya rumah untuk menggunakan nama Rancondas untuk bersekolah, karena memang Cotte atau Ranco ini sedari kecil sudah terkenal sangat cerdas dan hobi-nya itu belajar-dan belajar tidak ada alasan lain. Jadi setelah Cotte mendapatkan ijazah ICE atas nama Ranchodas Samaldasa Chancad, maka tuntaslah tugasnya.

Mendengar rahasia sebenarnya sobat karibnya itu, Farhan dan Raju pun terhura, tak menyangka, bahwa sobat yang dikira mereka itu anak orang kaya ternyata sama seperti mereka, malah jauh ada di bawah. Makin tinggilah penghormatan kereka kepada Ranco, semua orang bersekolah demi mendapat prestise yang baik ditengah masyarakat, tapi ia murni karena ingin belajar, karena ingin bisa, karena ingin pintar.

Di tengah perjalanan menuju Ladakh tempat tinggal Ranco yang sebenarnya biar mudah dipahami Ranco yang bernama asli Cotte selanjutnya akan tetap di panggil sebagai Ranco, deal? deal, Farhan pun kembali teringat pada masa lalunya. Saat itu Farhan, Raju, dan Ranco sedang bertafakur di bawah menara tempat biasa mereka nongkrong. Di sesi tefakur ini kita diberi penegasan kembali bahwa ketiganya punya karakter yang berbeda, dan juga punya keinginan yang belum benar-benar tercapai, 1) Farhan ingin membujuk ayahnya agar ia bisa fokus di karir wild fotografi, 2) Raju ingin benar-benar melepaskan ketakutannya dalam memandang masa depan, dengan melepaskan segal hal klenik didirnya, dan 3) Ranco ingin menyatakan rasa cincainya ke Pia.

Saat itu juga Farhan dan Raju bertaruh, bahwa mereka berdua akan menuntaskan keinginannya itu, jika Ranco benar-benar bisa menyatakan rasa cincaynya kepada Pia. Karena Ranco pada dasarnya suka tantangan maka pada detik itu juga ketiganya berangkat ke rumah Pia untuk menuntsakan hasrat Bang Ranco itu.

Setelah berhasil masuk lewat jendela Rancho lalu mengungkapkan perasaannya itu, dan berkata bahwa dirinya pernah bermimpi hendak berciuman dengan Pia tapi terhalang oleh hidung mereka. Aseek.. Karena Farhan dan Raju ribut teriak-teriak akhirya Viru bangun dan ketiganya pun kabur.

Namun sayang wajah Raju terlihat oleh Viru, ditandaaan tah...

Keesokan harinya Raju dipanggil oleh Viru dan diminta untuk memilih segera chek out dari ICE atau jadi saksi untuk mengeluarkan si Ranco. Karena bimbang harus memilih mengkudeta konoha atau membantai klannya Raju pun memilih pilihan yang semestinya tidak ia pilih. Raju pun seketika koma...

Sungguh scene ini tuh scene callback yang entah kenapa rasantya keren sekaligus dramatis, dimana kita diingatkan kembali bahwa mahasiswa di kampus ini memang selalu berada dalam keadaan tertekan, callback pada kejadian di awal film. Singkat cerita dengan berbagai cara akhirnya Raju pun dapat sadar dari komanya.

Di hari wawancara kerja, karena Ranco sudah menuntaskan taruhannya, maka sekarang adalah giliran Farhan dan Raju. Dengan harap-harap cemas keduanya pun bernagkat menuju tempatnya masing-masing, Farhan kembali ke rumah untuk menemuai Ayahnya, dan Raju berangkat ke kampus untuk melakukan wawancara kerja. Karena scene ini sangat emosional saya sarankan agar kawan-kawan menontonnya secara langsung tapi intinya keduanya berhasil menuntaskan keinginan yang belum benar-benar tertuntaskan itu. Mereka pun memberikan penghormatan kepada Ranco, uuh terhuraa...

Sebelumnya Ranco dan Viru telah bertaruh, bahwa jika Farhan dan Raju yang terkenal sebagai mahasiswa dengan IQ jongkok itu mendapat kerja maka Viru harus memangkas kumis baplangnya, dan itu pun akhirnya terwujud. Kumis baplang Viru habis dicukur bang Govin.

Karena tak terima atas kekalahannya itu, Viru pada akhirnya mengibarkan bendera peperangan kepada trio wek-wek ini, ia pun ingin menggagalkan Raju dari ujian akhir agar dia tidak benar-benar mendapatkan pekerjaan, dengan cara mempersiapkan lembar ujian khusus untuk Raju. Mengetahui hal ini Pia langsung memberitahukannya kepada Ranco, pada scene ini juga kita akan menyaksikan Pia yang sedang abok merayu-rayu Ranco di kamarnya, dan aw aw aw, eh Farhan malah mengganggu...

Scene kembali ke masa kini

Farhan teringat kepada Pia dan berencana mengajak Pia untuk bersama kembali menemui Ranco. Usut punya usut ternyata Pia hari itu akan melangsungkan pernikahannya dengan Suhas, dengan secepat kilat mereka pun melesat menuju kediaman Pia. Setelah beberapa drama akhirnya Raju dapat meyakinkan Pia, ia mengulangi kata-kata Ranco dulu, bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali.

Kembali ke kenangan Farhan, setelah mendapat kunci duplikat dari Pia, Ranco dan Farhan pun lalu masuk ke ruang Viru, mencoba menduplikat soal ulangan yang telah dikhususkan untuk Raju. Namun sayang mereka akhirnya ketahuan setelah Ranco tidak sengaja menelepon Pia menggunakan telepon kantor yang ternyata diterima oleh Viru itu sendiri.

Saat itu juga Ranco resmi di keluarkan oleh dosen favoritnya itu sendiri.

Sesampainya di rumah bukannya disambut oleh anak-anaknya Viru malah disalahkan bahwa telah terlalu keras kepada para mahasiswa. Bahkan Pia pun akhirnya membocorkan alasan kenapa mendiang kakak laki-lakinya tidak pernah lolos tes masuk ICE, karena ia sebenarnya ingin belajar sastra tapi Viru keukeuh terus memaksanya masuk ICE. Dan dari scene ini pun kita mendapat callback tentang wafatnya Joy Lobo, bahwa mendiang kakak Pia yang katanya diduga bunuh diri, sambil berbisik Pia memasang muka serius nan dramatis lalu berkata bahwa ini bukan bunuh diri tapi pembunuhan, Viru pun terpukul doeble kill mendapat 2 serangan yang sama. Pia kabur ditengah riuh rendah suara hatinya dan riuh rendah hujan disana.

Eh... cobaan ternyata belum selesai menerpa Pak Viru, anaknya yang paling besar Mona ternyata akan melahirkan. Karena perumahan disekitar rumahnya sedang terjadi banjir karena luapan sungai dari arah puncak maka tidak ada ambulans yang bisa datang menjemput. Secara diam-diam 3-idiot yang tahu akan hal itu lalu membantu Mona melahirkan di atas sebuah meja ping-pong. Setelah berbagai macam drama akhirnya Mona dapat melahirkan dengan menggunakan alat modifikasi yang dibuat Ranco. Sempat tak sadar, bayi Mona akhirnya mengoek setelah Ranco dkk membisikan tagline film 3 Idiots ini all is well atau semuanya akan baik-baik saja... dan semuanya mewek termehek mehek...

Pemecatan Ranco pun akhirnya dibatalkan, Ranco mendapatkan bolpoin istimewa milik Viru, dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan Ranco diawal film tentang pensil astronot. Bahwa pensil itu tidak bisa dipakai oleh astronot karena serpihan-serpihan pensil dapat merusak instrumen roket. Viru pun mengucapkan kalimat pamungkasnya bahwa Rancho yang cerdas nan cerdik tidak selamanya benar, bahwa dia juga bisa salah. Diwaktu pelulusan Ranco pun mendapat peringkat sebagai mahasiswa terbaik.

Di masa kini, Farhan, Raju, Catur dan Pia akhirnya berhasil menemui Ranco yang tengah bersama anak didiknya di salah satu pantai di daerah Ladakh. Di pertemuan pertama ini Pia akhirnya membuktikan bahwa hidung mereka tidak akan menghalangi prosesi cium-mencium... ekeh ekhem sudah sudah... Dan dengan tak melepaskan sifat aslinya Catur yang mengetahui Ranco kini menjadi seorang guru pun meledek Ranco, dan bilang bahwa dalam taruhan 10 tahun itu ia pemenangnya dan Ranco harus menandatngani pernyataan bahwa ia telah kalah dan catur pemenangnya.

Namun ternyata eh ternyata, Ranco yang katanya bernama Cotte ini usut punya usut ternyata bernama asli Phusuk Wangru, yang artinya Ranco adalah bosnya bos besar, yang akan melakukan deal projek kerja bersama Catur, mengetahui hal ini Catur pun segera menjilat kembali ludahnya, dan mengakui bahwa dirinya telah kalah dari Ranco atau Phusuk Wangru... 1 untuk Ranco dan 0 untuk Catur

Dan film pun selesai...

KONKLUSI

Film berjudul 3 Idiot ini telah telah berhasil menggambarkan bahwa sistem pendidikan punya peranan penting dalam mengembangkan pola pikir seorang manusia. Tidak hanya soal disiplin, tapi mampu secara nyata mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dari sekolah untuk diterapkan di kehidupan nyata.

Film dengan total durasi 150 menit atau 2.5 jam ini merupakan salah satu dari deretan film Bollywood tersukses sepanjang masa. Di tahun perilisan pertamanya saja 3 Idiots diketahui berhasil mendulang 4.6 miliar rupee dari bujet sekitar 550 juta rupee. Sebab film garapan Rajkumar ini bukan hanya diterima pasar domestik saja, melainkan juga di beberapa negara termasuk Indonesia dan berhasil meraih berbagai pernghargaan dalam ajang perfilman.

Hampir semua orang setelah menyaksikan film ini saya yakin pasti merasaksan sesuatu bergejolak di dalam hatinya, rasa haru, kesal, namun mendamaikan, jika saya mencoba menilai dengan range 10 maka film ini saya beri nilai 10 dari 10, sempurna. Dan bagi mereka yang mencari kata-kata mutiara sudah jelas film ini bertabur quotes-quotes dan pesan inspiratif, misalnya saja.

“Masa depan memang misteri, tapi kamu tak perlu takut menghadapinya, tetap optimis dan positif thinking”

“Saat kamu dilanda depresi, tataplah foto kedua orang tuamu dan bayangkan apa yang terjadi pada senyum mereka jika melihatmu tiada” dan

“Segenting apa pun kondisimu yakinlah semua akan baik-baik saja, All is well”

Hmm... Jangan belajar untuk menjadi sukses, tapi belajar untuk membesarkan jiwa 

Saya Ibnu, sampai jumpa di review selanjutnya, all is well


Via Film
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts
prinsipalem
prinsipalem Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi... salam takzim.

Post a Comment

Tes Iklan
Tes Iklan

Ads Single Post 4

Stay Conneted


Featured Post

Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]

Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]

prinsipalem- June 06, 2021
Max Havelaar Multatuli | Kembalinya Sang Penyelamat, Mr. Sjaalman | Audio Book Bab 2

Max Havelaar Multatuli | Kembalinya Sang Penyelamat, Mr. Sjaalman | Audio Book Bab 2

March 27, 2021
Nini Anteh Taufik Ampera | Sebuah Pembacaan Sajak

Nini Anteh Taufik Ampera | Sebuah Pembacaan Sajak

March 11, 2021
W.S Rendra, Pertanyaan Penting | Sebuah Pembacaan Puisi

W.S Rendra, Pertanyaan Penting | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021

Editor Post

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

November 08, 2021

Popular Post

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

November 08, 2021

Populart Categoris

  • Video37
  • Analisis28
  • E-book20
  • Bahasa7
  • Resensi dan Opini7
  • Karya Sastra6
  • Sastra4
Prinsipalem

About Us

Media ekspresi bahasa dan sastra Indonesia. Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Contact us: prinsipalem@gmail.com

Follow Us

© Theme by Prinsipalem
  • Disclaimer
  • Privacy
  • About Us
  • Contact Us