Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]
![]() |
| Abdul Chaer Tokoh Linguistik Indonesia |
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam keilmuan Linguistik, khususnya dalam kajian Morfologi yang membahas seluk beluk kata dan segala bentuk perubahannya, seringkali ditemukan elemen atau unsur kecil yang disebut “afiks” atau sederhananya dikenal dengan istilah imbuhan (untuk selanjutnya disebut afiks).
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sangat mungkin berkembang, beberapa proses morfologik dalam pembentukan kata dalam bahasa Indonesia seperti afiksasi dan reduplikasi sangat mendukung perkembangan tersebut. Afiks sendiri merupakan satuan gramatik(morfem) terikat yang tidak bisa berdiri sendiri, dan harus melekat pada kata dasar sehingga membentuk kata baru. Proses penambahan atau pelekatan afiks pada kata dasar inilah yang disebut afiksasi.
Kata-kata seperti berjalan, memakan, berkuda, dll, kata-kata ini terdiri dari dua unsur morfem, yaitu morfem terikat dan morfem bebas. Misalnya pada kata berjalan, kata ini terdiri dari morfem terikat ber- dan morfem bebas jalan. Morfem ber- dikatakan sebagai morfem terikat karena tidak bisa berdiri sendiri, sedangkan morfem jalan dikatakan sebagai morfem bebas karena dapat berdiri sendiri. Begitupula dengan kata menjalankan (men-kan + jalan), menjalani (men-i + jalan), memakan (me- + makan), berkuda (ber- + kuda), dll. Proses melekatnya morfem-morfem terikat pada morfem bebas inilah yang disebut proses morfologis afiksasi.
B. Rumusan Masalah
Pembahasan mengenai fungsi dan makna afiks dalam bahasa Indonesia sangatlah luas dan kompleks, agar pembahasan menjadi lebih terarah. Karya tulis ini disusun dengan rumusan masalah yang dapat diperinci sebagai berikut :
1. Jenis-jenis afiks dalam bahasa Indonesia?
2. Fungsi-fungsi afiks dalam bahasa Indonesia beserta makna-maknanya?
3. Bagaimana proses morfologis yang terjadi pada kata ber-afiks?
C. Tujuan
Tujuan utama dilakukannya penyusunan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada poin rumusan masalah, dan selain itu penyusunan karya tulis ini juga untuk memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah morfologi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP-Universitas Kuningan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Morfologis dalam Linguistik Indonesia
Bidang ilmu kebahasaan linguistik Indonesia, mengenal beberapa tokoh ahli dibidang linguistik, dintaranya; Harimurti Kridalaksana, Abdul Chaer, Gorys Keraf, dan Ramlan. Keempatnya menjelaskan kebahasaan secara umum dan khususnya kebahasaan di Indonesia, dengan pendapat dan cara penjelasannya masing-masing. Selain membahas beberapa sub ilmu linguistik yang lain, Para tokoh linguis tersebut menjelaskan keilmuan morfologi, sebagai keilmuan yang membahas seluk beluk morfem yang akhirnya membentuk kata.
Sebelum menjadi kata, satuan-satuan gramatik terkecil(morfem) ini harus mengalami proses, yang di dalam keilmuan linguistik disebut proses morfologis. Dalam proses inilah para keempat linguis diatas mempunyai pendapat yang berlainan.
1. Keraf (1992 : 21)
Keraf menyebutkan, bahwa proses morfologis dibagi menjadi 3 proses, yaitu:
a) Pemajemukan (kompositum)
b) Pengimbuhan (afiksasi)
c) Pengulangan (reduplikasi)
2. Harimurti (2007 : 12)
Ia berpendapat, bahwa terdapat setidaknya 6 proses dalam pembentukan kata, yaitu:
a) Afiksasi
b) Derivasi zero
c) Reduplikasi
d) Abreviasi
e) Komposisi
f) Derivasi balik
3. Ramlan (1987 : 52)
Ia menyebutkan bahwa proses morfologis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a) Pemajemukan (kompositum)
b) Pengimbuhan (afiksasi)
c) Pengulangan (reduplikasi)
4. Chaer (1998)
Abdul Chaer tidak menyebutkan secara gamblang, mengenai bagian-bagian di dalam proses morfologis, namun setidaknya penyusun mengartikan bahwa ia berpendapat dalam proses morfologis setidaknya terbagi kedalam 2 bagian, yaitu:
a) Afiksasi
b) Pengulangan
Setelah melihat beberapa pendapat para tokoh linguistik diatas mengenai proses morfologis, maka dapat disimpulkan bahwa keempat linguis tersebut menyepakati salah satu proses dalam proses morfologis yaitu proses afiksasi atau pengimbuhan.
Proses penambahan afiks atau afiksasi adalah penambahan morfem terikat pada suatu satuan morfem bebas, berupa bentuk tunggal atupun bentuk kompleks untuk membentuk kata dengan pemaknaan baru dan lebih kompleks. Misalnya pembubuhan morfem terikat afiks ber- pada morfem bebas jalan menjadi berjalan. Penambahan afiks meN- pada kata sapu, menjadi menyapu.
B. Jenis-jenis Afiks dalam Linguistik Indonesia
Proses penambahan afiks atau disebut afiksasi menurut Ramlan (1987 : 54) adalah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Sedangkan afiks itu sendiri menurut Keraf (1991 : 121) adalah semacam morfem mendasar yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru.
Sederhananya, kata sepeda yang berarti kendaraan beroda dua, yang mempunyai sepasang pengayuh dan digerakan oleh kaki untuk menjalankannya, akan bermakna baru menjadi, mengendarai sepeda/kendaraan beroda dua tersebut ketika diberi afiks ber- (bersepeda). Afiks ber- yang melekat pada morfem sepeda ini disebut prefiks (awalan).
Dalam penggolongan afiks, ke-4 tokoh linguistik diatas juga berbeda pendapat, diantaranya:
............
Selengkapnya file Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [PDF] dapat diunduh [DI SINI]

Post a Comment