Pemerolehan Fonologi pada Anak Usia 5 Tahun
BAB I PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Penelitian pemerolehan bahasa meliputi pemerolehan
fonologi, pemerolehan morfologi, pemerolehan sintaksis, dan pemerolehan
semantik. Pemerolehan fonologi berupa pemerolehan bunyi bahasa, baik menyangkut
huruf vokal maupun konsonan. Pemerolehan fonologi ini dimulai sejak anak mulai
bisa berbicara hingga anak bisa mengucapkan kosakata pertama. Clark dan Clark
(1977: 375-376) menyebut pemerolehan fonologi ini dengan bunyi-bunyi pertama
atau bunyi-bunyi ujaran.
Namun Clark dan Clark (1977: 381) juga mengutip hasil
penelitian Shvachkin pada tahun 1973 tentang pemerolehan fonologi anak Rusia.
Jadi, Clark dan Clark juga mengakui adanya istilah pemerolehan fonologi.
- Maksud
dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pemerolehan fonologi pada anak usia 5 tahun. Hasil penelitian ini adalah pasangan minimal konsonan dan vokal, yang kemudian menyangkut, diftong (rangkap vokal), dan kluster(rangkap konsonan).
Selain daripada itu penyususnan mini riset ini juga bertujuan untuk memenuhi penilaian pada mata kuliah Fonologi pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Kuningan.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Rumusan Teori
Bunyi bahasa merupakan
perwujudan bunyi dari setiap bahasa, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia,
dan merupakan sarana komunikasi melalui bahasa dengan cara lisan. Bunyi-bunyi
bahasa dalam bahasa Indonesia dapat dijabarkan dengan sebagai berikut :
|
No. |
Huruf |
Pelafalan |
Contoh Kata |
Lambang Fonetis |
|
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. |
a au ai b c d e e e f g h i i j k k kh l m n ny ng o o oi p r s sy t u u v w y z |
a aw ay b c d e ǝ f g h i I j k ? x l m n ñ ŋ o c oy p r s š t u U v w y z |
air kalau intai bukan cara damai enak nenek gedung formal gundul harap indah kering jumlah kasih bapak khusus lama mandi nanas nyanyi barang obat tolong amboi pilih rantai suara syukur taruh ulir taruh visa wanita karya ijazah |
[air] [kalaw] [intay] [bukan] [cara] [damay] [enak] [nɛnɛ?] [gǝduŋ] [formal] [gundul] [harap] [indah] [kerIŋ] [jumlah] [kasih] [bapa?] [xusus] [lama] [mandi] [nanas] [ñañi] [baraŋ] [obat] [tclcŋ] [amboy] [pilih] [rantay] [suara] [šukur] [taruh] [ulIr] [tarUh] [visa] [wanita] [karya] [ijazah] |
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti. Ilmu yang mempelajari tentang fonem disebut fonemik. Fonemik merupakan bagian dari fonologi. Fonologi ini khusus mempelajari bunyi bahasa. Untuk mengetahui suatu fonem harus diperlukan pasangan minimal.
Contohnya, harus – arus ? /h/ adalah fonem karena membedakan arti kata harus dan arus.
Fonem dalam bahasa Indonesia terdiri atas vokal dan konsonan. Vokal adalah bunyi ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru-paru. Vokal dibagi menjadi dua, yaitu vokal tunggal (monoftong) yang meliputi a, i, u, e, o dan vokal rangkap (diftong), yang meliputi ai, au, oi. Konsonan adalah bunyi ujaran yang dihasilkan dari paru-paru dan mengalami rintangan saat keluarnya. Contoh konsonan antara lain p, b, m, w, f, v, t, d, n, c, j, k, g, h. Konsonan rangkap disebut kluster. Contoh kluster pada kata drama, tradisi, film, modern.
Perubahan fonem bahasa Indonesia bisa terjadi karena pengucapan bunyi
ujaran memiliki pengaruh timbal balik antara fonem yang satu dengan yang lain.
Macam perubahan fonem antara lain (1) alofon; (2) asimilasi; (3) desimilasi;
(4) diftongisasi; (5) monoftongisasi; (6) nasalisasi.
- Alofon adalah variasi fonem karena pengaruh
lingkungan suku kata. Contoh: simpul-simpulan. Fonem /u/ pada kata
[simpul] berada pada lingkungan suku tertutup dan fonem /u/ pada kata
[simpulan] berada pada lingkungan suku terbuka. Jadi, fonem /u/ mempunyai
dua alofon, yaitu [u] dan (u).
- Asimilasi adalah proses perubahan bunyi dari
tidak sama menjadi sama atau hampir sama. Contoh: in + moral ? immoral ?
imoral.
- Desimilasi adalah proses perubahan bunyi yang
sama menjadi tidak sama. Contoh : sajjana menjadi sarjana.
- Diftongisasi adalah perubahan monoftong menjadi
diftong. Contoh: anggota menjadi anggauta.
- Monoftongisasi adalah
proses perubahan diftong menjadi
monoftong. Contoh: ramai, menjadi rame.
- Nasalisasi adalah persengauan atau proses memasukkan huruf nasal (n, m, ng, ny) pada suatu fonem. Contoh : me/m/ pukul menjadi memukul.
Secara umum bunyi bahasa dibedakan atas vokal, konsonan, dan semi- vokal.
Perbedaan antara vokal dan konsonan didasarkan pada ada atau tidaknya hambatan
(proses artikulasi) pada alat bicara. Agar lebih jelas, Anda dapat melihat
tabel berikut.
|
Vokal |
Konsonan |
|
·
Bunyi yang
tidak disertai hambatan pada alat bicara. Hambatan hanya terdapat pada pita
suara. ·
Tidak
terdapat artikulasi ·
Semua
vocal dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Dengan demikian, semua vokal
adalah bunyi
suara.
|
·
Bunyi yang
dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara. ·
Terdapat
artikulasi. ·
Konsonan
bersuara adalah konsonan yang dihasilkan dengan bergetarnya pita
suara. Konsonan tidak bersuara adalah konsonan yang dihasilkan tanpa
bergetarnya pita suara. |
Karya tulis ini berlatar
belakang dari riset, pada anak :
Nama : Syifa Nurwahyuni
Usia : 5 Tahun (Siswa PAUD)
Keluarga : Orang tua berasal dari suku Sunda di Kabupaten Kuningan dan berbahasa 2 bahasa (Sunda dan Indonesia).
Lingkungan : Komunitas masyarakat, dan sekolah dari pedesaan yang mayoritas berbahasa Sunda.
Bahasa Harian : Bahasa Sunda
Artikulator : Sempurna
Penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan fonem-fonem yang diproduksi oleh anak berusia 5 tahun.
Teknik pengumpulan data menggunakan 3 tahapan strategis yang berurutan. Tahapan
tersebut adalah :
1.
Metode penyediaan data
2.
Metode analisis data
3.
Metode penyediaan hasil analisis
Data yang berupa ujaran
ditranskripsikan kedalam transkripsi fonetis. Berdasarkan hasil analisis
didapat bahwa : responden telah mampu menghaslikan hampir semua bunyi atau
fonem yang ada dalam bahasa Indonesia. Fonem-fonem yang diproduksi terdiri dari
fonem konsonan, vokal, dan diftong. Dari ketiganya ditemukan beberapa
pengurangan serta penambahan bunyi dalam pengujarannya.
B.
Hasil dan Pembahasan
Peneliti akan menguraikan
data beserta analisisnya secara berkesinabungan sehingga setiap data yang
muncul langsung diberikan ulasan atau analisis dan kesimpulannya.
Dari penelitian yang
dilakukan, ditemukan bahwa Syifa, selanjutnya disebut responden, telah mampu
menghasilkan hampir semua bunyi atau fonem yang ada dalam bahasa Indonesia.
Untuk lebih jelasnya,
fonem-fonem yang sudah dihasilkan responden adalah sebagai berikut.
1.
Fonem Konsonan
Fonem konsonan yang sudah muncul pada responden adalah sebanyak 23 fonem yaitu : /b/, /c/, /d/, /f/, /g/, /h/, /j/, /k/, /?/, /l/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /p/, /r/, /s/, /š/, /t/, /v/, /w/, /y/, /z/. Berikut adalah penjabaran dari fonem konsonan yang telah muncul beserta gambaran bagaimana responden dalam menyampaikan/mengujarkannya.
|
No. |
Fonem
Konsonan |
Posisi
Fonem dalam Kata |
||
|
Awal |
Tengah |
Akhir |
||
|
1. |
/b/ |
besok
[bǝso?] |
sabit
[sabit] |
sebab
[sebap] |
|
2. |
/c/ |
cara
[cara] |
baca
[baca] |
- |
|
3. |
/d/ |
dari
[dari] |
adat
[adad] |
jihad
[jihat] |
|
4. |
/f/ |
fasih
[pasih] |
sifat
[sipat] |
saf [sap] |
|
5. |
/g/ |
gaji
[gaji?] |
tugas
[tugas] |
blog
[blok] |
|
6. |
/h/ |
hasil
[hasil] |
pahat
[pahad] |
sahih
[sahi?] |
|
7. |
/j/ |
jari
[jari] |
ajar
[jari] |
- |
|
8. |
/k/ |
kabar
[kabar] |
dekat
[dekat] |
rak [rak] |
|
9. |
/?/ |
- |
bakwan
[ba?wan] |
bapak [bapa?] |
|
10. |
/l/ |
lari
[lari] |
balas
[balas] |
batal
[batal] |
|
11. |
/m/ |
malam
[malam] |
kamu
[kamu] |
masam
[masam] |
|
12. |
/n/ |
nama
[nama] |
nanas
[nanas] |
ban [ban] |
|
13. |
/ñ/ |
nyaring
[ñaring] |
banyak
[bañak] |
- |
|
14. |
/ŋ/ |
- |
sangat
[saŋat] |
sang
[saŋ] |
|
15. |
/p/ |
pasar
[pasar] |
- |
asap
[asap] |
|
16. |
/r/ |
rumah
[rumah] |
- |
lapar [lapar] |
|
17. |
/s/ |
saya
[saya] |
basah
[basah] |
bekas [bekas] |
|
18. |
/š/ |
syukur
[sukur] |
masyarakat
[masarakat] |
- |
|
19. |
/t/ |
tikus
[tikus] |
batuk
[batuk] |
takut [takut] |
|
20. |
/v/ |
visa
[pisa] |
- |
- |
|
21. |
/w/ |
waktu
[waktu] |
sawah
[sawah] |
- |
|
22. |
/y/ |
yakin
[yakin] |
saya
[saya] |
- |
|
23. |
/z/ |
- |
ijazah
[ijajah] |
- |
Dari
23 fonem konsonan yang muncul tersebut, 9 diantaranya memiliki catatan
tersendiri dalam pengucapannya, berikut penjelasannya :
/b/ : bunyi bahasa yang berakhiran fonem /b/ bunyinya berubah menjadi /p/, misalnya pada kata lembab menjadi [lembap]; kata sebab menjadi [sebap].
/d/ : bunyi bahasa yang berakhiran fonem /d/ dan sebelumnya diikuti fonem /a/, bunyinya berubah menjadi /t/, misalnya pada kata [jihad] menjadi jihat, kata babad menjadi [babat].
/f/ : setiap bunyi bahasa yang didalamnya terdapat fonem /f/ bunyinya berubah menjadi /p/. Misalnya pada kata fasih menjadi [pasih]; kata sifat menjadi [sipat].
/g/ : bunyi bahasa yang berakhiran fonem /g/ bunyinya berubah menjadi /k/, misalnya pada kata blog menjadi [blok].
/r/ : bunyi fonem /r/ ternyata masih belum jelas dilafalkan oleh responden. Dan dalam pengucapannya responden seakan-akan menambahkan bunyi /ǝ/. Menjadi /rǝ/. Hal ini akan jelas terdengar bila bunyi bahasanya berakhiran fonem /r/, misalnya pada kata pasar menjadi [pasarǝ]; kata kabar menjadi [kabarǝ].
/š/ : setiap bunyi bahasa yang didalamnya terdapat fonem /š/ bunyinya berubah menjadi /s/. Misalnya pada kata masyarakat menjadi [masarakat]; kata syukur menjadi [sukur].
/t/ : bunyi bahasa yang berakhiran fonem /t/ dan sebelumnya diikuti fonem /a/ bunyinya berubah menjadi /d/, misalnya pada kata adat menjadi [adad]; kata pahat menjadi [pahad].
/v/ : setiap bunyi bahasa yang didalamnya terdapat fonem /v/ bunyinya berubah menjadi /p/. Misalnya pada kata visa menjadi [pisa].
/z/ : setiap bunyi bahasa yang didalamnya terdapat fonem /z/ bunyinya berubah menjadi /j/. Misalnya pada kata ijazah menjadi [ijajah].
2.
Fonem Vokal
Fonem
vokal yang sudah muncul sebanyak 7 fonem yaitu : /a/, /i/, /e/, /ǝ/, /ɛ/, /o/,
/u/. Berikut adalah penjabaran dari fonem konsonan yang telah muncul beserta
gambaran bagaimana responden dalam menyampaikan/mengujarkannya.
|
No. |
Fonem
Vokal |
Posisi
Fonem dalam Kata |
||
|
Awal |
Tengah |
Akhir |
||
|
1. |
/a/ |
asam
[asam] |
bapak
[bapa?] |
saya
[saya] |
|
2. |
/i/ |
indah
[indah] |
rindu
[rindu] |
lari [lari] |
|
3. |
/e/ |
ember
[embǝr] |
bebe
[bebe?] |
sate [sate] |
|
4. |
/ǝ/ |
- |
robek
[robǝk] |
- |
|
5. |
/ɛ/ |
enau
[ɛnaw] |
betul
[bɛtul] |
- |
|
6. |
/o/ |
- |
soto
[soto] |
bakso [ba?so] |
|
7. |
/u/ |
usia
[usiya] |
musim
[musim] |
mantu [mantu] |
3.
Diftong
Dalam
pengambilan data ini hanya ditemukan 3 buah diftong (vokal rangkap), yaitu :
/au/, /ai/, /oi/. Berikut adalah penjabaran dari diftong yang telah muncul
beserta gambaran bagaimana responden dalam menyampaikan/mengujarkannya.
|
No. |
Diftong |
Posisi
Fonem dalam Kata |
||
|
Awal |
Tengah |
Akhir |
||
|
1. |
/au/ |
aula
[awla] |
sauna
[sawna] |
pisau [pisaw] |
|
2. |
/ai/ |
- |
- |
pantai [pantay] |
|
3. |
/oi/ |
- |
- |
amboi [amboy] |
4.
Kluster
Dalam
pengambilan data ini telah ditemukan beberapa buah pola kluster (konsonan
rangkap), misalnya pada kata drama,
tradisi, film, dan
modern.
Dalam menyampaikan/mengujarkannya responden terkesan menambahkan bunyi /ǝ/
diantara bunyi konsonan rangkap. Berikut pembahasannya:
|
No. |
Kluster
pada kata |
Pengucapan |
|
1. |
drama |
[dǝrama] |
|
2. |
tradisi |
[tǝradisI] |
|
3. |
film |
[filǝm] |
|
4. |
modern |
[moderǝn] |
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Merujuk pada hasil analsis data, diperoleh informasi bahwa, responden telah mampu menghasilkan hampir semua bunyi atau fonem yang ada dalam bahasa Indonesia. Fonem-fonem yang diproduksi terdiri dari fonem konsonan yang sudah muncul sebanyak 23 fonem yaitu : /b/, /c/, /d/, /f/, /g/, /h/, /j/, /k/, /?/, /l/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /p/, /r/, /s/, /š/, /t/, /v/, /w/, /y/, /z/. Dari 23 fonem konsonan yang muncul tersebut, 9 diantaranya memiliki catatan tersendiri dalam pengucapannya. Telah mampu menghasilkan 7 fonem vokal yaitu : /a/, /i/, /e/, /ǝ/, /ɛ/, /o/, /u/. Telah ditemukan 3 buah diftong yaitu : /au/, /ai/, /oi/. Dan beberapa pola kluster yang dalam pengucapannya terkesan menambah bunyi /ǝ/.
B.
Saran
Perkembangan bahasa pada setiap anak sejatinya pasti berbeda, dan tidak bisa langsung dikatakan bagian tertentu belum bisa diucapkan oleh anak, karena dalam penelitian haruslah dilakukan riset yang kontinue dalam waktu yang relative cukup lama, dan harus melalui serangkaian tes yang berulang. Peneiltian yang dilakukan diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat pada umumnya terutama kalangan pendidik dan orang tua yang memiliki anak tentang perkembangan bahasa anak.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Rafiek,
M. (2014). “Pemerolehan Fonologi Anak di
PAUD Kecamatan Banjarmasin Utara”. Makalah Bahasa Universitas Lambung
Mangkurat.
Anggaira,
Aria Septi. (2016). “Pemerolehan Fonologi
dan Metatesis: Studi Kasus pada Anak Usia 2 Tahun 10 Bulan”. Jurnal Bahasa
IAI Ma’arif Metro Lampung.

Post a Comment