24 C
en
Prinsipalem
Buy template blogger

Mega Menu

  • Beranda
  • Analisis
  • Resensi dan Opini
  • Karya Sastra
  • Video
  • E-Book
Prinsipalem
Search
Home Analisis Bahasa E-book Lainnya Pemerolehan Fonologi pada Anak Usia 5 Tahun
Analisis Bahasa E-book Lainnya

Pemerolehan Fonologi pada Anak Usia 5 Tahun

prinsipalem
01 Jan, 2021 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

 

Download Pemerolehan Fonologi pada Anak Usia 5 Tahun [DOCX]

BAB I PENDAHULUAN 

  1. Latar Belakang

Penelitian pemerolehan bahasa meliputi pemerolehan fonologi, pemerolehan morfologi, pemerolehan sintaksis, dan pemerolehan semantik. Pemerolehan fonologi berupa pemerolehan bunyi bahasa, baik menyangkut huruf vokal maupun konsonan. Pemerolehan fonologi ini dimulai sejak anak mulai bisa berbicara hingga anak bisa mengucapkan kosakata pertama. Clark dan Clark (1977: 375-376) menyebut pemerolehan fonologi ini dengan bunyi-bunyi pertama atau bunyi-bunyi ujaran.

Namun Clark dan Clark (1977: 381) juga mengutip hasil penelitian Shvachkin pada tahun 1973 tentang pemerolehan fonologi anak Rusia. Jadi, Clark dan Clark juga mengakui adanya istilah pemerolehan fonologi.

  1. Maksud dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pemerolehan fonologi pada anak usia 5 tahun. Hasil penelitian ini adalah pasangan minimal konsonan dan vokal, yang kemudian menyangkut, diftong (rangkap vokal), dan kluster(rangkap konsonan).

Selain daripada itu penyususnan mini riset ini juga bertujuan untuk memenuhi penilaian pada mata kuliah Fonologi pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Kuningan.

BAB II PEMBAHASAN

A.    Rumusan Teori

Bunyi bahasa merupakan perwujudan bunyi dari setiap bahasa, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan merupakan sarana komunikasi melalui bahasa dengan cara lisan. Bunyi-bunyi bahasa dalam bahasa Indonesia dapat dijabarkan dengan sebagai berikut :

 

No.

 

 

Huruf

 

Pelafalan

 

Contoh Kata

 

Lambang Fonetis

 

1.

 

2.

 

3.

 

4.

 

5.

 

6.

 

7.

 

8.

 

9.

 

10.

 

11.

 

12.

 

13.

 

14.

 

15.

 

16.

 

17.

 

18.

 

19.

 

20.

 

21.

 

22.

 

23.

 

24.

 

25.

 

26.

 

27.

 

28.

 

29.

 

30.

 

31.

 

32.

 

33.

 

34.

 

35.

 

36.

 

37.

 

 

a

 

au

 

ai

 

b

 

c

 

d

 

e

 

e

 

e

 

f

 

g

 

h

 

i

 

i

 

j

 

k

 

k

 

kh

 

l

 

m

 

n

 

ny

 

ng

 

o

 

o

 

oi

 

p

 

r

 

s

 

sy

 

t

 

u

 

u

 

v

 

w

 

y

 

z

 

a

 

aw

 

ay

 

b

 

c

 

d

 

e

 

 

ǝ

 

f

 

g

 

h

 

i

 

I

 

j

 

k

 

?

 

x

 

l

 

m

 

n

 

ñ

 

ŋ

 

o

 

c

 

oy

 

p

 

r

 

s

 

š

 

t

 

u

 

U

 

v

 

w

 

y

 

z

 

air

 

kalau

 

intai

 

bukan

 

cara

 

damai

 

enak

 

nenek

 

gedung

 

formal

 

gundul

 

harap

 

indah

 

kering

 

jumlah

 

kasih

 

bapak

 

khusus

 

lama

 

mandi

 

nanas

 

nyanyi

 

barang

 

obat

 

tolong

 

amboi

 

pilih

 

rantai

 

suara

 

syukur

 

taruh

 

ulir

 

taruh

 

visa

 

wanita

 

karya

 

ijazah

 

[air]

 

[kalaw]

 

[intay]

 

[bukan]

 

[cara]

 

[damay]

 

[enak]

 

[nɛnɛ?]

 

[gǝduŋ]

 

[formal]

 

[gundul]

 

[harap]

 

[indah]

 

[kerIŋ]

 

[jumlah]

 

[kasih]

 

[bapa?]

 

[xusus]

 

[lama]

 

[mandi]

 

[nanas]

 

[ñañi]

 

[baraŋ]

 

[obat]

 

[tclcŋ]

 

[amboy]

 

[pilih]

 

[rantay]

 

[suara]

 

[šukur]

 

[taruh]

 

[ulIr]

 

[tarUh]

 

[visa]

 

[wanita]

 

[karya]

 

[ijazah]

Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti. Ilmu yang mempelajari tentang fonem disebut fonemik. Fonemik merupakan bagian dari fonologi. Fonologi ini khusus mempelajari bunyi bahasa. Untuk mengetahui suatu fonem harus diperlukan pasangan minimal.

Contohnya, harus – arus ? /h/ adalah fonem karena membedakan arti kata harus dan arus.

Fonem dalam bahasa Indonesia terdiri atas vokal dan konsonan. Vokal adalah bunyi ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru-paru. Vokal dibagi menjadi dua, yaitu vokal tunggal  (monoftong) yang meliputi a, i, u, e, o dan vokal rangkap (diftong), yang meliputi ai, au, oi. Konsonan adalah bunyi ujaran yang dihasilkan dari paru-paru dan mengalami rintangan saat keluarnya. Contoh konsonan antara lain p, b, m, w, f, v, t, d, n, c, j, k, g, h. Konsonan rangkap disebut kluster. Contoh kluster pada kata drama, tradisi, film, modern.

Perubahan fonem bahasa Indonesia bisa terjadi karena pengucapan bunyi ujaran memiliki pengaruh timbal balik antara fonem yang satu dengan yang lain. Macam perubahan fonem antara lain (1) alofon; (2) asimilasi; (3) desimilasi; (4) diftongisasi; (5) monoftongisasi; (6) nasalisasi.

  1. Alofon adalah variasi fonem karena pengaruh lingkungan suku kata. Contoh: simpul-simpulan. Fonem /u/ pada kata [simpul] berada pada lingkungan suku tertutup dan fonem /u/ pada kata [simpulan] berada pada lingkungan suku terbuka. Jadi, fonem /u/ mempunyai dua alofon, yaitu [u] dan (u).
  2. Asimilasi adalah proses perubahan bunyi dari tidak sama menjadi sama atau hampir sama. Contoh: in + moral ? immoral ? imoral.
  3. Desimilasi adalah proses perubahan bunyi yang sama menjadi tidak sama. Contoh : sajjana menjadi sarjana.
  4. Diftongisasi adalah perubahan monoftong menjadi diftong. Contoh: anggota menjadi anggauta.
  5. Monoftongisasi   adalah   proses   perubahan   diftong   menjadi monoftong. Contoh: ramai, menjadi rame.
  6. Nasalisasi adalah persengauan atau proses memasukkan huruf nasal (n, m, ng, ny) pada suatu fonem. Contoh : me/m/ pukul menjadi memukul.

Secara umum bunyi bahasa dibedakan atas vokal, konsonan, dan semi- vokal. Perbedaan antara vokal dan konsonan didasarkan pada ada atau tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat bicara. Agar lebih jelas, Anda dapat melihat tabel berikut.

 

 

Vokal

 

 

Konsonan

 

·         Bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat bicara. Hambatan hanya terdapat pada pita suara.

·         Tidak terdapat artikulasi

·         Semua vocal dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Dengan demikian, semua vokal adalah bunyi suara.                                  

 

 

·         Bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara.

·         Terdapat artikulasi.

·         Konsonan bersuara adalah konsonan yang dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Konsonan tidak bersuara adalah konsonan yang dihasilkan tanpa bergetarnya pita suara.

 


Karya tulis ini berlatar belakang dari riset, pada anak :

Nama               : Syifa Nurwahyuni

Usia                 : 5 Tahun (Siswa PAUD)

Keluarga          : Orang tua berasal dari suku Sunda di Kabupaten Kuningan dan berbahasa 2 bahasa (Sunda dan Indonesia).

Lingkungan     : Komunitas masyarakat, dan sekolah dari pedesaan yang mayoritas berbahasa Sunda.

Bahasa Harian : Bahasa Sunda

Artikulator      : Sempurna

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fonem-fonem yang diproduksi oleh anak berusia 5 tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan 3 tahapan strategis yang berurutan. Tahapan tersebut adalah :

1.      Metode penyediaan data

2.      Metode analisis data

3.      Metode penyediaan hasil analisis

Data yang berupa ujaran ditranskripsikan kedalam transkripsi fonetis. Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa : responden telah mampu menghaslikan hampir semua bunyi atau fonem yang ada dalam bahasa Indonesia. Fonem-fonem yang diproduksi terdiri dari fonem konsonan, vokal, dan diftong. Dari ketiganya ditemukan beberapa pengurangan serta penambahan bunyi dalam pengujarannya.

 

B.     Hasil dan Pembahasan

Peneliti akan menguraikan data beserta analisisnya secara berkesinabungan sehingga setiap data yang muncul langsung diberikan ulasan atau analisis dan kesimpulannya.

Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa Syifa, selanjutnya disebut responden, telah mampu menghasilkan hampir semua bunyi atau fonem yang ada dalam bahasa Indonesia.

Untuk lebih jelasnya, fonem-fonem yang sudah dihasilkan responden adalah sebagai berikut.

1.      Fonem Konsonan

Fonem konsonan yang sudah muncul pada responden adalah sebanyak 23 fonem yaitu : /b/, /c/, /d/, /f/, /g/, /h/, /j/, /k/, /?/, /l/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /p/, /r/, /s/, /š/, /t/, /v/, /w/, /y/, /z/. Berikut adalah penjabaran dari fonem konsonan yang telah muncul beserta gambaran bagaimana responden dalam menyampaikan/mengujarkannya.

 

No.

 

 

 

Fonem Konsonan

 

 

Posisi Fonem dalam Kata

 

 

Awal

 

 

Tengah

 

 

Akhir

 

 

1.

 

/b/

 

besok [bǝso?]

 

 

sabit [sabit]

 

sebab [sebap]

 

 

2.

 

/c/

 

cara [cara]

 

baca [baca]

 

 

-

 

3.

 

/d/

 

dari [dari]

 

adat [adad]

 

jihad [jihat]

 

 

4.

 

/f/

 

fasih [pasih]

 

sifat [sipat]

 

 

saf [sap]

 

5.

 

/g/

 

gaji [gaji?]

 

tugas [tugas]

 

blog [blok]

 

 

6.

 

/h/

 

hasil [hasil]

 

 

pahat [pahad]

 

 

sahih [sahi?]

 

 

7.

 

/j/

 

jari [jari]

 

ajar [jari]

 

 

-

 

 

8.

 

/k/

 

kabar [kabar]

 

dekat [dekat]

 

 

rak [rak]

 

9.

 

/?/

 

 

-

 

bakwan [ba?wan]

 

 

bapak [bapa?]

 

10.

 

/l/

 

 

lari [lari]

 

balas [balas]

 

batal [batal]

 

 

11.

 

 

/m/

 

malam [malam]

 

kamu [kamu]

 

masam [masam]

 

 

12.

 

/n/

 

nama [nama]

 

 

nanas [nanas]

 

ban [ban]

 

13.

 

/ñ/

 

nyaring [ñaring]

 

 

banyak [bañak]

 

-

 

14.

 

/ŋ/

 

-

 

sangat [saŋat]

 

sang [saŋ]

 

 

15.

 

/p/

 

 

pasar [pasar]

 

 

-

 

 

asap [asap]

 

 

16.

 

/r/

 

 

rumah [rumah]

 

 

-

 

lapar [lapar]

 

17.

 

/s/

 

 

saya [saya]

 

basah [basah]

 

bekas [bekas]

 

18.

 

/š/

 

 

syukur [sukur]

 

masyarakat [masarakat]

 

 

-

 

19.

 

/t/

 

 

tikus [tikus]

 

batuk [batuk]

 

takut [takut]

 

20.

 

/v/

 

 

visa [pisa]

 

-

 

-

 

21.

 

/w/

 

 

waktu [waktu]

 

 

sawah [sawah]

 

 

-

 

22.

 

/y/

 

 

yakin [yakin]

 

saya [saya]

 

-

 

23.

 

/z/

 

-

 

ijazah [ijajah]

 

 

-


Dari 23 fonem konsonan yang muncul tersebut, 9 diantaranya memiliki catatan tersendiri dalam pengucapannya, berikut penjelasannya :

/b/        : bunyi bahasa yang berakhiran fonem /b/ bunyinya berubah menjadi /p/, misalnya pada kata lembab menjadi [lembap]; kata sebab menjadi [sebap].

/d/        : bunyi bahasa yang berakhiran fonem /d/ dan sebelumnya diikuti fonem /a/, bunyinya berubah menjadi /t/, misalnya pada kata [jihad] menjadi jihat, kata babad menjadi [babat].

/f/         : setiap bunyi bahasa yang didalamnya terdapat fonem /f/ bunyinya berubah menjadi /p/. Misalnya pada kata fasih menjadi [pasih]; kata sifat menjadi [sipat].

/g/        : bunyi bahasa yang berakhiran fonem /g/ bunyinya berubah menjadi /k/, misalnya pada kata blog menjadi [blok].

/r/         : bunyi fonem /r/ ternyata masih belum jelas dilafalkan oleh responden. Dan dalam pengucapannya responden seakan-akan menambahkan bunyi /ǝ/. Menjadi /rǝ/. Hal ini akan jelas terdengar bila bunyi bahasanya berakhiran fonem /r/, misalnya pada kata pasar menjadi [pasarǝ]; kata kabar menjadi [kabarǝ].

/š/        : setiap bunyi bahasa yang didalamnya terdapat fonem /š/ bunyinya berubah menjadi /s/. Misalnya pada kata masyarakat menjadi [masarakat]; kata syukur menjadi [sukur].

/t/         : bunyi bahasa yang berakhiran fonem /t/ dan sebelumnya diikuti fonem /a/ bunyinya berubah menjadi /d/, misalnya pada kata adat menjadi [adad]; kata pahat menjadi [pahad]. 

/v/        : setiap bunyi bahasa yang didalamnya terdapat fonem /v/ bunyinya berubah menjadi /p/. Misalnya pada kata visa menjadi [pisa].

/z/        : setiap bunyi bahasa yang didalamnya terdapat fonem /z/ bunyinya berubah menjadi /j/. Misalnya pada kata ijazah menjadi [ijajah]. 

2.      Fonem Vokal

Fonem vokal yang sudah muncul sebanyak 7 fonem yaitu : /a/, /i/, /e/, /ǝ/, /ɛ/, /o/, /u/. Berikut adalah penjabaran dari fonem konsonan yang telah muncul beserta gambaran bagaimana responden dalam menyampaikan/mengujarkannya.

 

No.

 

 

 

Fonem Vokal

 

 

Posisi Fonem dalam Kata

 

 

Awal

 

 

Tengah

 

 

Akhir

 

 

1.

 

 

/a/

 

asam [asam]

 

bapak [bapa?]

 

 

saya [saya]

 

 

2.

 

 

/i/

 

indah [indah]

 

rindu [rindu]

 

lari [lari]

 

3.

 

 

/e/

 

ember [embǝr]

 

 

bebe [bebe?]

 

sate [sate]

 

4.

 

 

/ǝ/

 

-

 

robek [robǝk]

 

-

 

 

5.

 

 

/ɛ/

 

enau [ɛnaw]

 

betul [bɛtul]

 

-

 

6.

 

/o/

 

 

-

 

soto [soto]

 

bakso [ba?so]

 

7.

 

/u/

 

 

usia [usiya]

 

musim [musim]

 

mantu [mantu]


3.     
Diftong

Dalam pengambilan data ini hanya ditemukan 3 buah diftong (vokal rangkap), yaitu : /au/, /ai/, /oi/. Berikut adalah penjabaran dari diftong yang telah muncul beserta gambaran bagaimana responden dalam menyampaikan/mengujarkannya.

 

No.

 

 

 

Diftong

 

 

Posisi Fonem dalam Kata

 

 

Awal

 

 

Tengah

 

 

Akhir

 

 

1.

 

 

/au/

 

aula [awla]

 

sauna [sawna]

 

pisau [pisaw]

 

2.

 

 

/ai/

 

-

 

-

 

pantai [pantay]

 

3.

 

/oi/

 

 

-

 

-

 

amboi [amboy]

 

4.      Kluster

Dalam pengambilan data ini telah ditemukan beberapa buah pola kluster (konsonan rangkap), misalnya pada kata drama, tradisi, film, dan modern. Dalam menyampaikan/mengujarkannya responden terkesan menambahkan bunyi /ǝ/ diantara bunyi konsonan rangkap. Berikut pembahasannya:

 

No.

 

 

Kluster pada kata

 

Pengucapan

 

1.

 

 

drama

 

[dǝrama]

 

2.

 

 

tradisi

 

[tǝradisI]

 

3.

 

 

film

 

 

[filǝm]

 

4.

 

modern

 

 

[moderǝn]


BAB III PENUTUP 

A.    Kesimpulan

Merujuk pada hasil analsis data, diperoleh informasi bahwa, responden telah mampu menghasilkan hampir semua bunyi atau fonem yang ada dalam bahasa Indonesia. Fonem-fonem yang diproduksi terdiri dari fonem konsonan yang sudah muncul sebanyak 23 fonem yaitu : /b/, /c/, /d/, /f/, /g/, /h/, /j/, /k/, /?/, /l/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /p/, /r/, /s/, /š/, /t/, /v/, /w/, /y/, /z/. Dari 23 fonem konsonan yang muncul tersebut, 9 diantaranya memiliki catatan tersendiri dalam pengucapannya. Telah mampu menghasilkan 7 fonem vokal yaitu : /a/, /i/, /e/, /ǝ/, /ɛ/, /o/, /u/. Telah ditemukan 3 buah diftong yaitu : /au/, /ai/, /oi/. Dan beberapa pola kluster yang dalam pengucapannya terkesan menambah bunyi /ǝ/.

B.     Saran

Perkembangan bahasa pada setiap anak sejatinya pasti berbeda, dan tidak bisa langsung dikatakan bagian tertentu belum bisa diucapkan oleh anak, karena dalam penelitian haruslah dilakukan riset yang kontinue dalam waktu yang relative cukup lama, dan harus melalui serangkaian tes yang berulang. Peneiltian yang dilakukan diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat pada umumnya terutama kalangan pendidik dan orang tua yang memiliki anak tentang perkembangan bahasa anak.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Rafiek, M. (2014). “Pemerolehan Fonologi Anak di PAUD Kecamatan Banjarmasin Utara”. Makalah Bahasa Universitas Lambung Mangkurat.

Anggaira, Aria Septi. (2016). “Pemerolehan Fonologi dan Metatesis: Studi Kasus pada Anak Usia 2 Tahun 10 Bulan”. Jurnal Bahasa IAI Ma’arif Metro Lampung.

Via Analisis
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts
prinsipalem
prinsipalem Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi... salam takzim.

Post a Comment

Tes Iklan
Tes Iklan

Ads Single Post 4

Stay Conneted


Featured Post

Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]

Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]

prinsipalem- June 06, 2021
Max Havelaar Multatuli | Kembalinya Sang Penyelamat, Mr. Sjaalman | Audio Book Bab 2

Max Havelaar Multatuli | Kembalinya Sang Penyelamat, Mr. Sjaalman | Audio Book Bab 2

March 27, 2021
Nini Anteh Taufik Ampera | Sebuah Pembacaan Sajak

Nini Anteh Taufik Ampera | Sebuah Pembacaan Sajak

March 11, 2021
W.S Rendra, Pertanyaan Penting | Sebuah Pembacaan Puisi

W.S Rendra, Pertanyaan Penting | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021

Editor Post

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

November 08, 2021

Popular Post

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

November 08, 2021

Populart Categoris

  • Video37
  • Analisis28
  • E-book20
  • Bahasa7
  • Resensi dan Opini7
  • Karya Sastra6
  • Sastra4
Prinsipalem

About Us

Media ekspresi bahasa dan sastra Indonesia. Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Contact us: prinsipalem@gmail.com

Follow Us

© Theme by Prinsipalem
  • Disclaimer
  • Privacy
  • About Us
  • Contact Us