24 C
en
Prinsipalem
Buy template blogger

Mega Menu

  • Beranda
  • Analisis
  • Resensi dan Opini
  • Karya Sastra
  • Video
  • E-Book
Prinsipalem
Search
Home Analisis Analisis Puisi Tak Sepadan, Chairil Anwar Analisis Unsur Intrinsik Puisi
Analisis Analisis Puisi

Tak Sepadan, Chairil Anwar Analisis Unsur Intrinsik Puisi

prinsipalem
29 Dec, 2021 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp


Tak Sepadan Karya Chairil Anwar


Aku kira :
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahgia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros.

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

Februari 1943


a. Tema
Pada puisi diatas dapat ditarik sebuah simpulan bahwa tema yang terkandung di dalamnya adalah tentang seseorang yang patah hati, coba perhatikan bait ke-1 disana menggambarkan si aku yang membandingkan hidupnya dengan si kau yang hidupnya sudah bahagia, sedangkan hidup si aku seperti ahasveros seorang dewa yang melakukan kesalahan kemudian dikutuk berkelana untuk selama-lamanya.

Bait ke-1 :
Aku kira :
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahgia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros.

Kemudian si aku memutuskan untuk menyudahi semua perasaaannya, karena hal itu sudahlah tidak berguna lagi, untuknya apalagi untuk si kau. perhatikan pada bait ke-3 ketika dia berkata Jadi baik juga kita padami. Unggunan api ini.

Bait ke-3 :
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

Kemudian dia menggambarkan kesakitan perasaannya pada baris terakhir Aku terpanggang tinggal rangka.

b. Rasa :
Pada puisi di atas sikap penyair terhadap objek (objek pada puisi diatas adalah seseorang yang pernah bersama si aku) adalah, atau mungkin lebih tepatnya patah hati, perhatikan kembali bait ke-1 dan ke-3 disana penyair menggunakan perbandingan antara hidup si aku dan hidup si kau, kemudian pada bait ke-3 si aku memilih menyerah terhadap perasaannya.

Bait ke-3 :
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

c. Nada :
Pada puisi diatas sikap penyair terhadap pembaca adalah sekedar memberi tahu mengenai perasaannya, coba perhatikan kembali puisi diatas, disana tidak ditemukan makna yang menunjukan ajakan, saran, ataupun perintah, baik secara tersirat maupun tersurat

Disana hanya terdapat nada memberi tahu, perhatikan pada bait ke-1 dimana penyair memberi tahu kondisi si aku bahwa hidupnya tidak berbahagia bila dibanding dengan kehidupan si kau.

Bait ke-1 :
Aku kira :
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahgia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros.

Begitupun yang terdapat pada bait ke-3 dimana penyair memberi tahun bahwa si aku telah memutuskan untuk memadamkan perasaan terhadap si kau

Bait ke-3 :
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

d. Diksi :
Kata-kata khas yang dipilih dalam puisi tak sepadan diatas diantaranya aku, kawin, beranak,  berbahgia, serupa, ahasveros, eros, dinding buta, padami, dan rangka.

Apabila kata kawin diganti dengan kata menikah jelas akan mengurangi rasanya, baris yang berbunyi kawin bila diganti dengan menikah, akan jadi seperti ini

Kau menikah, beranak dan berbahgia

Jelas sekali rasanya akan jauh berbeda dan baris itu terasa sumbang, karena kata menikah merupakan kata baku yang tepat dipakai dalam kata-kata resmi dan formal. Begitupun yang terjadi bila kata beranak diganti dengan kata lain yang mempunyai makna denotatif yang sama, misalnya dengan kata mempunyai anak, baris itupun mungkin bunyinya akan seperti ini

Kau kawin, mempunyai anak dan berbahgia

e. Pengimajinasian :
Dari puisi diatas dapat ditemukan bahwa penyair menggunakan pengimajinasian visual, dan taktil. Perhatikan bait ke-1 penyair menggunakan imajinasi visual, ia menggambarkan bahwa si aku melihat si kau hidupnya berbahagia dan kemudian ia membandingkan dengan hidupnya yang jauh dari bahagia, penyair menggambarkannya bagas ahasveros yang dikutuk eros untuk terus mengembara selama hidupnya.

Bait ke-1 :
Aku kira :
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahgia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros.

Pada puisi karya chairi anwar yang satu ini sebenarnya cenderung nebggunakan pengimajinasian perasaan atau disebut imajinasi taktil. Perhatikan kembali bait ke-1, bait ke-2, dan ke-3 yang cenderung titik fokusnya kepada hal-hal yang hanya bisa dirasakan (taktil) dan tidak terbayangkan (visual), seperti pada bait ke-1 yang menyinggung kisah ahasveros yang dikutuk eros yang tidak dijelaskan secara jelas namun dapat dirasa bahwa kisah itu tidak bahagia. Kemudian pada bait ke-2 melanjutkan bahasan pada bait ke-1 tentang ahasveros yang dikutuk eros kemudian penyair menyamakan nasibnya itu dengan ahasveros
Yang merangkaki dinding buta. Pada bait ke-3 tentang semangat atau perasaaan yang akhirnya terpaksa dipadamkan.

f. Kata Konkrit :
Dari puisi Tak Sepadan, karya Chairil Anwar diatas dapat ditemukan kata konkrit yang singkat namun menjelaskan suatu hal dengan jelas, misalnya pada bagian yang berbunyi Sedang aku mengembara serupa Ahasveros. Dikutuk-sumpahi Eros. Bait ini langsung merujuk kepada kisah seorang manusia dari mitologi yunani bernama ahasveros yang dikutuk oleh dewa cinta bernama eros, bentuk kutukannya adalah selalu mengembara dalam dunia cinta. Begitulah mungkin yang dirasakan oleh penyair sehingga ia memilih kisah itu untuk menggambarkan perasaannya.

g. Gaya Bahasa :
Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi Tak Sepadan diatas antara lain eponim, personifikasi, dan hiperbola. Perhatikan pada bait ke-1 baris keempat dan baris ke-2 baris pertama Sedang aku mengembara serupa Ahasveros. Dikutuk-sumpahi Eros gaya bahasa yang dipakai pada baris itu adalah gaya bahasa eponim yaitu gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat dengan gambaran mitos-mitos, kemudian perhatikan pada bait ke-2 baris kedua Aku merangkaki dinding buta, pada baris tersebut menggunakan gaya bahasa personifikasi yaitu gaya bahasa yang menggambarkan benda mati seolah-olah menmpunyai sifat seperti manusia. Kemudian pada bait ke-3 baris keempat Aku terpanggang tinggal rangka, pada baris tersebut gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa hiperbola atau gayabahasa yang melebih-lebihkan, seperti pada bait tadi penyair melebihkan kondisi perasaannya yang seolah-olah terpanggang dan tinggal rangka.

h. Irama :
Pada puisi diatas irama atau ritma yang disampaikan penyair dalam tiap baris dan baitnya adalah kesenduan, lembut namun menyimpan kekesalan perhatikan bait ke-1 dan ke-2.

Bait ke-1 :
Aku kira :
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahgia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros.
Bait ke-2 :
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.

Kemudian ritme ketegasan tergambar pada bait ke-3 yaitu ketika si penyair memutuskan perasaannya

Bait ke-3 :
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

i. Rima :
Pada puisi karya Chairil Anwar diatas rima atau pengulangan bunyi dapat dilihat pada bait ke-1 dan bait ke-3 disana terdapat rima asonansi dan rima kembar. Perhatikan pada bait ke-1 baris kedua dan pada bait ke-3 baris pertama, terdapat pengulangan bunyi  i  pada semua kata dalam baris tersebut, rima atau pengulangan bunyi ini disebut rima asonansi :

Bait ke-1 :
Beginilah nanti jadinya
Bait ke-3 :
Jadi baik juga kita padami

Kemudian pada bait ke-3 disana terdapat pengulangan bunyi atau rima  a dan i  pada akhir ditiap barisnya, yang berpola a, a, b, b. Rima seperti ini disebut dengan rima kembar.

Bait ke-3 :
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

j. Tipografi :
Penampang yang terlihat pada puisi diatas pada dasarnya sama seperti puisi pada umumnya namun ada beberapa penampang yang membuat puisi ini nampak berbeda, misalnya pada jumlah baris pada tiap barisnya pada bait ke-1 jumlah barisnya adalah empat baris, bait ke-2 tiga baris, dan bait ke -3 empat. Kemudian semua huruf pada permulaan baris berhuruf kapital, lalu terdapat beberapa tanda baca yang mempengaruhi cara baca seperti pada bait ke-3  pada baris Karena kau tidak ‘kan apa-apa  pada kata kan terdapat tanda baca petik (‘) yang cara bacanya harus ditekankan.

k. Amanat :
Pesan yang dapat disimpulkan dalam  puisi Tak Sepadan diatas adalah mengenai perasaan cinta yang harus berada pada batas kewajaran, dan keikhlasan dalam menerima takdir seperti apapun itu bentuknya.

***

Penulis : Ibnu Karan
Editor : Dede Rudiansah
Via Analisis
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts
prinsipalem
prinsipalem Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi... salam takzim.

Post a Comment

Tes Iklan
Tes Iklan

Ads Single Post 4

Stay Conneted


Featured Post

Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]

Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]

prinsipalem- June 06, 2021
Max Havelaar Multatuli | Kembalinya Sang Penyelamat, Mr. Sjaalman | Audio Book Bab 2

Max Havelaar Multatuli | Kembalinya Sang Penyelamat, Mr. Sjaalman | Audio Book Bab 2

March 27, 2021
Nini Anteh Taufik Ampera | Sebuah Pembacaan Sajak

Nini Anteh Taufik Ampera | Sebuah Pembacaan Sajak

March 11, 2021
W.S Rendra, Pertanyaan Penting | Sebuah Pembacaan Puisi

W.S Rendra, Pertanyaan Penting | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021

Editor Post

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

November 08, 2021

Popular Post

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

November 08, 2021

Populart Categoris

  • Video37
  • Analisis28
  • E-book20
  • Bahasa7
  • Resensi dan Opini7
  • Karya Sastra6
  • Sastra4
Prinsipalem

About Us

Media ekspresi bahasa dan sastra Indonesia. Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Contact us: prinsipalem@gmail.com

Follow Us

© Theme by Prinsipalem
  • Disclaimer
  • Privacy
  • About Us
  • Contact Us