Analisis
Analisis Puisi
Persetujuan dengan Bung Karno, Chairil Anwar Analisis Unsur Intrinsik Puisi
![]() |
| Persetujuan dengan Bung Karno, Chairil Anwar |
PUISI DAN ANALISIS PUISI
PUISI PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO, KARYA CHAIRIL ANWAR
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengar bicaramu
dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
1948
TEMA :
Dari puisi Persetujuan Dengan Bung Karno karya Chairil Anwar diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa tema yang terkandung di dalamnya adalah tentang posisi yang sudah membawa pengaruh, sama seperti bung karno, dan pernyataan tentang kesetiaan penyair terhadap bung karno. Perhatikan bait ke-1 disana penyair menggambar bahwa si aku banyak dipengaruhi oleh sosok bung karno dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
kemudian penyair menyatakan bahwa dia pun sekarang membawa pengaruh yang tersirat pada bait ke-2. Aku sekarang api aku sekarang laut.
RASA :
Pada puisi diatas sikap penyair terhadap objek (objeknya adalah bung karno) adalah kagum penghormatan. Perhatikan pada bait ke-2 dan ke-3
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Rasa pernghormatan kemudian dipertegasnya pada bait selanjutnya
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
NADA :
Dari puisi karya Chairil Anwar diatas sikap yang digambarkan penyair untuk pembaca adalah nada memberi tahu saja, karena di tiap baris pada tiap-tiap bait disana tidaklah ditemukan kata atau pernyataan yang menjelaskan nada mengajak, menasihati, ataupun menggurui.
Penyair memberi tahu pembaca bahwa ia kini mempunyai cita-cita yang sama dengan bung karno perhatikan bait ke-3
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
DIKSI :
Dari puisi diatas terdapat beberapa pilihan kata khas yang dipilih penyair sehingga tidak bisa diganti walaupun kata tersebut makna denotatifnya sama, diksi yang terdapat dalam puisi Persetujuan Dengan Bung Karno diatas anatara lain, Ayo, bicaramu, aku, rapat, kau, zat, dan urat.
Apabila kata ayo diganti dengan kata mari jelas akan mengurangi rasanya, baris yang berbunyi ayo bila diganti dengan mari, akan jadi seperti ini
Mari ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Bunyinya akan tumpang tindih dengan kata mari pada kalimat berikutnya
Begitupun misalnya kata bicaramu deiganti dengan kata omongmu, baris yang berbunyi bicaramu bila diganti dengan omongmu, akan jadi seperti ini
Aku sudah cukup lama dengar omongmu.
Dan rasa yang terciptapun akan berbeda, bila diganti dengan kata omongmu, itu rasanya akan berkesan seperti pengungkapan kekesalan.
PENGIMAJINASIAN :
Dari puisi diatas dapat ditemukan bahwa penyair menggunakan pengimajinasian visual, auditif, dan taktil. Perhatikan bait ke-1 pada baris pertama penyair menggunakan imajinasi visual, ia menggambarkan bahwa ia mengajak bung karno untuk membuat janji dengan berjabatan tangan
Bait ke-1:
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Kemudian pada baris selanjutnya yang berbunyi Aku sudah cukup lama dengar bicaramu penyair menggunakan imajinasi auditif, sehingga pembaca seakan akan mendengar rekaman bicara bung karno karena di pancing oleh pernyataan tadi.
Kemudian pada bait terakhir penyair menyatakan bahwa ia dan bung karno satu zat dan satu urat, lalu ia meneruskan bahwa di zat dan urat mereka, mereka berdua berlayar serta melabuhkan kapalnya. Hal ini mungkin tidak dapat dibayangkan karena mustahil adanya, namun dapat dirasa dengan memperhatikan makna tersirat dari padanya.
Bait ke-3 :
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
KATA KONKRIT
Dari puisi Persetujuan Dengan Bung Karno karya Chairil Anwar diatas dapat ditemukan beberapa kata konkrit yang singkat namun menjelaskan suatu hal dengan jelas, diantaranya pada bait ke-2 Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945. Bait ini langsung merujuk kepada hari proklamasi kemerdekaan indonesia, tanpa tambahan kata pendukungpun para pembaca pasti akan langsung mengerti maknanya. Kemudian pada bait ke-3 Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat. Bait ini bermakna satu visi satu misi atau satu cita-cita.
GAYA BAHASA :
Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi Persetujuan Dengan Bung Karno diatas antara lain hiperbola dan alusi. Perhatikan pada bait ke-1 baris ketiga disana berbunyi dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu lalu pada bait ke-2 baris ketiga yang berbunyi Aku sekarang api aku sekarang laut. Pada kedua baris itu menggunakan gaya bahasa hiperbola atau gaya bahasa yang melebih-lebihkan. Disana diterangkan bahwa si aku mendapat pengaruh, dan kemudian menjadi pengaruh, namun penyampaiannya dengan bahasa yang melebihkan.
Kemudian pada bait ke-2 baris pertama yang bunyinya Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945. Penyair menggunakan gaya bahasa alusi yaitu gaya bahasa yang secara tidak langsung atau langsung merujuk ke suatu peristiwa penting, dalam hal ini tanggal 17 agustus 1945 memang merupakan tanggal terjadinya peristiwa penting di indonesia yaitu proklamasi kemerdekaan.
IRAMA :
Pada puisi diatas irama atau ritme yang disampaikan penyair adalah ritme menghentak dan bersemangat, perhatikan tiap baris pada tiap-tiap bait, khususnya pada bait ke-1 dan bait ke-3.
Bait ke-1 :
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengar bicaramu
dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
Bait ke-3 :
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
Selain dari penjelasan yang ditandai dengan tanda baca, tanda seru (!). Pada kedua bait diatas menjelaskan tentang pernyataan seorang rakyat kepada pemimpinnya dalam suasana pembangunan.
RIMA :
Pada puisi Persetujuan Dengan Bung Karno, karya Chairil Anwar diatas rima atau pengulangan bunyi yang penyair gunakan dapat dilihat pada bait ke-2 dan ke-3. Perhatikan pada bait ke-2, disana terjadi pengulangan bunyi aku di baris yang berlainan, hal ini disebut dengan istilah rima eksternal
Bait ke-2 :
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Kemudian hal ini terjadi juga pada bait ke-3, yaitu pada kata zat d AMANAT :
Pesan yang disampaikan penyair dalam puisi Persetujuan Dengan Bung Karno diatas adalah mengenai semangat mendampingi pemimpin negeri
an urat :
Bait ke-3 :
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
TIPOGRAFI :
Penampang yang terlihat pada puisi diatas pada dasarnya sama seperti puisi pada umumnya namun ada bagian dalam peletakan baris yang sedikit merojok kedalam. Perhatikan pada bait ke-1 baris ketiga.
Bait ke-1 :
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengar bicaramu
dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
AMANAT :
Pesan yang disampaikan penyair dalam puisi Persetujuan Dengan Bung Karno diatas adalah mengenai semangat mendampingi pemimpin negeri
Via
Analisis

Post a Comment