24 C
en
Prinsipalem
Buy template blogger

Mega Menu

  • Beranda
  • Analisis
  • Resensi dan Opini
  • Karya Sastra
  • Video
  • E-Book
Prinsipalem
Search
Home Analisis Analisis Puisi Derai-Derai Cemara, Chairil Anwar Analisis Unsur Intrinsik Puisi
Analisis Analisis Puisi

Derai-Derai Cemara, Chairil Anwar Analisis Unsur Intrinsik Puisi

prinsipalem
20 Dec, 2020 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Derai-Derai Cemara, Chairil Anwar
Derai-Derai Cemara, Chairil Anwar


Puisi Derai-Derai Cemara, karya Chairil Anwar.

Cemara menderai sampai jauh

Terasa hari akan jadi malam

Ada beberapa dahan ditingkap merapuh

Dipukul angin yang terpendam

 

Aku sekarang orangnya bisa tahan

Sudah berapa waktu bukan kanak lagi

Tapi dulu memang ada suatu bahan

Yang bukan dasar perhitungan kini

 

Hidup hanya menunda kekalahan

Tambah terasing dari cinta sekolah rendah

Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan

Sebelum pada akhirnya kita menyerah

 

1949


a. Tema :

Dari puisi karya Chairil Anwar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tema yang terkandung di didalamnya adalah tentang fase perubahan dalam diri manusia, perhatikan pada bait pertama baris yang berbunyi Terasa hari akan jadi malam menurut penyusun makna yang tersirat darinya adalah mengenai perubahan manusia menuju usia tua, kemudian penyair menegaskannya kembali pada bait selanjutnya yaitu pada baris yang berbunyi Sudah berapa waktu bukan kanak lagi Baris tersebut menegaskan si aku yang sudah bukan kanak-kanak.

Penyair kemudian menyimpulkan puisinya pada bait ke-3 pada baris yang berbunyi Hidup hanya menunda kekalahan kemudian Sebelum pada akhirnya kita menyerah. menyerah terhadap takdir dan menyerah terhadap hidup itu sendiri.

b. Rasa :

Pada puisi diatas sikap penyair terhadap objek (objeknya mengenai perubahan dalam manusia) adalah sedih, sikap itu dapat terasa dari tiap bait dalam puisi diatas. Pada bait pertama si aku sadar hidupnya sudah tidak muda lagi, tersirat dalam baris Terasa hari akan jadi malam, lalu pada bait kedua penyair menjelaskan bahwa si aku sudah dapat menahan diri, menahan emosi pada baris yang berbunyi Aku sekarang orangnya bisa tahan, kemudian keterangan yang menegaskan kembali bahwa ia sudah tidak muda Sudah berapa waktu bukan kanak lagi, kemudian pada bait terakhir penyair menyimpulkan semuanya dalam baris yang berbunyi Hidup hanya menunda kekalahan .kemudian Sebelum pada akhirnya kita menyerah.

c. Nada :

Pada puisi diatas sikap penyair terhadap pembaca adalah iba atau lebih tepatnya mengadu, perhatikan bait ke -2 disana terdapat pernyataan mengenai si aku yang sudah berubah dan tidak seperti dahulu.

Bait ke-2 :

Aku sekarang orangnya bisa tahan

Sudah berapa waktu bukan kanak lagi

Tapi dulu memang ada suatu bahan

Yang bukan dasar perhitungan kini

d. Diksi :

Pilihan kata yang digunakan pada puisi diatas cenderung  sederahana dan terkesan dingin, sehingga pembaca seakan di bawa ke suasana menderita. Coba perhatikan beberapa pilihan kata yang khas tersebut diantaranya, Terasa hari akan jadi malam penyair menggunaakan perumpamaan yang tepat dalam menggambarkan perubahan manusia menuju kepada sang maut.

e. Pengimajinasian :

Dari puisi diatas dapat dirasa beberapa pengimajinasian sepeti visual yang dapat memicu imajinasai pembaca membayangkan hal itu, dan imajinasi taktil yang dapat memilcu bangkitnya perasaan pembaca yang kemungkinan sama dengan perasaan penyair saat menyusun puisi tersebut.

Imajinasi visual dapat dirasakan pada bait ke-1. Disana pembaca akan dapat membayangkan sebuah pohon cemara dalam suasana senja menuju malam,  dan beberapa dahannya merapuh

Bait ke-1 :

Cemara menderai sampai jauh

Terasa hari akan jadi malam

Ada beberapa dahan ditingkap merapuh

Dipukul angin yang terpendam

Imajinasi taktil dapat disarasakan pada bait ke-3. Disana pembaca akan lebih digiring kepada imajinasi perasaan, karena pada bait tersebut dominan menggunakan kata sifat dan kata kerja dibanding kata benda. Perhatikan.

Bait ke-3 :

Hidup hanya menunda kekalahan

Tambah terasing dari cinta sekolah rendah

Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan

Sebelum pada akhirnya kita menyerah

f. Kata Konkrit :

Pemilihan kata yang dilakukan penyair sangat lugas dan jelas, seperti pernyataan Terasa hari akan jadi malam yang pasti langsung merujuk kepada perubahan menuju akhir, entah itu kaitannya dengan hidup ataupun pada makna yang sebenarnya.

g. Gaya Bahasa :

Pada puisi Derai-Derai Cemara karya Chairil Anwar diatas cenderung tidak macam macam dan sederhana, namun terdapat beberapa baris disana yang menggunakan gaya bahasa atau majas perhatikan pada baris Cemara menderai sampai jauh kemudian Dipukul angin yang terpendam. Pada kedua baris diatas penyair menggunakan gaya bahasa personifikasi yaitu penggambaran mengenai benda mati atau seolah-olah memiliki sifat layaknya manusia.

h. Irama :

Pada puisi diatas penyair menggunakan ritme yang damai dan mendayu dayu. Walaupun dalam puisi diatas terdapat pernyataan yang menegaskan bahwa ia sudah berubah, namun tetap dalam ritme yang damai.

i. Rima :

Dari puisi diatas terdapat pengulangan bunyi diantaranya rima berselang (a,b,a,b), Sebuah ciri khas Chairil Anwar yang selalu memperhatikan rima dalam setiap puisi-puisinya. Perhatikan kembali tiap baris dalam puisi Derai-Derai Cemara diatas yang akhirannya berpola a,b,a,b.

j. Tipografi :

Penampang dalam puisi Derai-Derai Cemara, pada dasarnya seperti puisi-puisi baru pada umumnya, pengungkapannya sudah bebas namun masih memperhatikan aturan aturan puisi lama. Seperti pada  jumlah baris yang sama pada tiap baitnya, kemudian pengulangan bunyi atau rimanya yang berpola berselang a,b,a,b seperti ciri khas pada pantun.

k. Amanat :

Pesan yang disampaikan penyair, kurang lebih seperti ini kehidupan manusia hanyalah perjalanan yang keras untuk ditempuh dan setiap manusia akan mati dengna tenang bila apa yang diharapkannya tercapai.


Via Analisis
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts
prinsipalem
prinsipalem Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi... salam takzim.

Post a Comment

Tes Iklan
Tes Iklan

Ads Single Post 4

Stay Conneted


Featured Post

Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]

Morfologi : Fungsi dan Makna Afiks dalam Bahasa Indonesia [DOCX]

prinsipalem- June 06, 2021
Max Havelaar Multatuli | Kembalinya Sang Penyelamat, Mr. Sjaalman | Audio Book Bab 2

Max Havelaar Multatuli | Kembalinya Sang Penyelamat, Mr. Sjaalman | Audio Book Bab 2

March 27, 2021
Nini Anteh Taufik Ampera | Sebuah Pembacaan Sajak

Nini Anteh Taufik Ampera | Sebuah Pembacaan Sajak

March 11, 2021
W.S Rendra, Pertanyaan Penting | Sebuah Pembacaan Puisi

W.S Rendra, Pertanyaan Penting | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021

Editor Post

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

November 08, 2021

Popular Post

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

Sebatang Lisong W.S Rendra | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

WS. Rendra Politisi Itu Adalah | Sebuah Pembacaan Puisi

March 11, 2021
Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

Observasi Pencemaran Pabrik Tahu di Desa Ciawilor (PDF)

November 08, 2021

Populart Categoris

  • Video37
  • Analisis28
  • E-book20
  • Bahasa7
  • Resensi dan Opini7
  • Karya Sastra6
  • Sastra4
Prinsipalem

About Us

Media ekspresi bahasa dan sastra Indonesia. Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Contact us: prinsipalem@gmail.com

Follow Us

© Theme by Prinsipalem
  • Disclaimer
  • Privacy
  • About Us
  • Contact Us